Senin, 13 Juli 2015

Segenggam Kisahku

Jari jemariku seperti terpoles lem kertas yang amat rekat. Menanti sebuah kata yang tersusun rapih menjadi kalimat yang apik, ada apa ini? Aku seperti terjerembab dalam surganya kenyamanan.

Hijrah dari zona nyaman!!

Segenggam Kisahku

* Belanja di Tanah Abang, 07 Juli 2015
Alunan lagu radio yang mengudara dengan jernihnya di dalam kamar kos B6 Tulip ,seakan memecahkan keheningan. Hatam sudah segala hiruk pikuk ujian akhir semester ini. Rasanya lega sekali. Kamar-kamar kuning yang berderet dan menjulang hingga tiga lantai sudah tak berpenghuni lagi. Pulang. Ya, beberapa anak telah kembali ke asalnya masing-masing.

Tingal tersisa beberapa jam lagi sebelum aku benar-benar pulang meninggalkan tanah rantauku ini. Oke, Tanah abang lah menjadi destinasi terakhirku sebelum kaki ini menginjak gerbong kereta api bima jurusan Jombang Jawa Timur, keesokan harinya. Aku dan Arinda bersiap-siap untuk pergi kesana. Hanya sekitar 40 menit kami telah tiba di pusat perbelanjaan yang katanya terbesar se-Asia Tenggara ini.

Ahh, rasanya setiap aku menginjakan kaki di tempat ini, semua terasa berbeda. Tak teratur. Ruwet. Gedung Tanah Abang yang sudah terlihat dari kejauhan seakan hilang ketika aku berusaha mendekatinya. Padatnya hingar bingar manusia yang berlomba dengan kesibukannya masing-masing, dari para pedagang pakaian yang menawarkan dagangannya hingga muslim dan muslimah yang terserang amnesia jika hari ini mereka diwajibkan berpuasa. Yahh, entah dia islam atau bukan, semoga saja bukan hehe. Satu tusukan bakso bulat dengan lahapnya dimakan. Lirikan mataku segera beralih dari tempat penjual bakso yang ramai dikunjungi kaum hawa berkerudung dan bapak-bapak serta anak-anak yang terlihat lelah kayaknya.

Momen yang tidak akan aku lupakan, ketika wanita yang biasanya jarang dituntut untuk kerja keras, mengangkat barang-barang nun berat. Hari itu aku bisa melaksanakannya. Terima kasih banyak buat Arinda, udah rela-relain nemenin umik ngangkat semua barang ini. Padahal tubuhmu kurus, tapi strong juga kamu :D
Detik-detik paling mendebarkan, ketika kereta yang akan melaju melewati rel kereta api di st pondok ranji. Aduh, untung kita tidak masuk koran rind. Tangan aku sejujurnya sudah lemah membawa semua barang-barang pesenan ibu itu. Berhubung suara kedatangan kereta semakin mendekat, aku seperti kesetrum agar segera lari menghindar dari rel kereta dengan tangan membawa barang-barang berat tersebut. Haaha.. Pengalaman yang mengesankan!! 

 *P U L A N G, 08 JULI 2015



*CELOTEHAN DI TENGAH MALAM,JULI 2015

Lahirnya embrio novel, Amin... 

#intereststory

 






 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Bingikisan Pengalaman